Kisah Seorang Ahli Ibadah Yang
Meninggal Su'ul Khatimah. Sebuah kisah yang
tertulis dalam Kitab al-Hikam,tersebutlah seorang ahli ibadah tinggal disebuah
desa yang mayoritas penduduknya pemuja dan penyembah pohon besar yang
dikeramatkan.Banyak tokoh agama yang ingin memberantas kemusyrikan
tersebut.Namun ada beberapa ustadz yang meninggal ketika menebang pohon
tersebut.Masyarakat meyakini ada makhluk ghaib yang menjaganya. Akhirnya ada
seorang kyai ahli ibadah yang hendak memotongnya.Berbagai persiapan ia
lakukan,mulai dari shalat,wirid,dan menata hatinya dengan keikhlasan. Setelah
siap,ia berangkat dengan membawa kapak besar.Saat ia hendak menebang,ada
bayangan putih mencegah,yaitu setan penunggu pohon.Sehingga terjadi duel antara
keduanya.Namun,setan itu kalah.Kyai pun mulai menebang,namun dihari pertama
pekerjaannya tidak tuntas, ia bermaksud melanjutkannya pada keesokan harinya.
Pada hari kedua, ia bergegas menebang pohon.Ternyata ia orang yang kuat,hingga
dapat menebang pohon tanpa mendapatkan perlawanan berarti dari setan itu. Ia
merasa sakti,merasa orang suci yang dilindungi Allah,punya karomah,merasa
khowas,dan doanya dikabulkan.Perasaan sombong mulai menjangkiti hatinya. Ketika
sampai ditempat tujuan,ia langsung mengayunkan kapaknya.Namun,setan penunggu
pohon itu mencegahnya. Perkelahian pun seru,dan sang kyai dapat dikalahkan oleh
setan. Setan tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. ''Kemarin kau bisa
mengalahkan,karena hatimu penuh ikhlas.Kau menebang pohon dan mengalahkanku
hanya mengharap ridha Allah.Allah menolongmu dan aku kalah. Tapi sekarang kau
penuh ujub dan sombong,sehingga Allah tidak berkenan menolongmu!''. Ahli ibadah
tersebut meninggal dunia dalam keadaan su'ul khatimah. Na'udzubiLlaahi min
dzallik. Beribadah dengan ikhlas itu memang sulit,karena
setan tak rela bila melihat seorang muslim itu ibadahnya diterima
Allah.sehingga ia membisikkan agar bangga/ujub terhadap pengabdiannya kepada
Allah.Lalu dibisikkannya agar muncul riya',ingin disanjung,dan sombong. Al
Haqqu Minallah Wa Khoto' Mini. Kesempurnaan datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari ana pribadi. Semoga bisa menjadi iktibar kita untuk beribadah
secara ikhlas Lillaahi Ta'ala... Aamiin..
Sumber: internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar